BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut ziethaml et al (1990:19) menyatakan bahwa: “service quality as
perceived by customers, can be defined as the extent of discrepancy between
customers expectation or desires and thier perceptions”, dapat dijelaska bahwa,
kualitas pelayanan merupakan persepsi dari para pelanggan, sehingga kualitas
pelayanan dapat didentifikasi sebagai ketidaksesuaian antara apa yang menjadi
harapan atau keinginan dari para pelanggan itu sendiri.
Menurut Zeithaml et al (1990:49) menyatakan bahwa ada lima kesenjangan
yang mengakibatkan kegagalan dalam menyampaikan pelayanan, yaitu:
1.
The discrepancy between costumers expectation and
management perception of those exceptation
2. The
discripancy between management perception of costumers exceptation and service
quality specifitation
3. The
discrepancy between service quality specification and actual service delivery
4. The
discrepancy between actual service delivery and what is comunicated to
customers about it
5.
Linked customers perceived quality shortfalls to
these 4 gaps in the form of a conceptual model of service quality.
Menurut Zithaml et al (1990:24-6) menyatakan bahwa intrumen untuk
mengukur persepsi pelanggan tentang kualitas dari suatu pelayanan mempergunakan
lima dimensi dalam mengukur kualitas pelayanan, antara lain:
1.
Tangibles merupakan penampilan fisik dari
fasilitas, peralatan, personil, dan bahan baku komunikasi
2. Reliability
merupakan kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang dijanjikan dan diberikan
dengan teliti
3. Resvonsiveness
merupakan kesedian untuk membantu pelanggan dan menyediakan pelayanan dengan
cepat
4. Assurance
merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk memberikan jaminan dan kepercayaan
5.
Empathy merupakan kepedulian, perusahaan
memberikan perhatian yang berbeda kepada pelanggannya
2.1. KEPUASAN
PELANGGAN
Menurut supranto (1997:223) menyatakan bahwa: kepuasan adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dirasakan dengan
harapannya, jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan yang diinginkan. Apabila kinerja berada
di bawah harapan maka pelanggan akan kecewa, namun bila kinerja melebihi
harapan pelanggan merasa sangat puas.
2.2. KERANGKA
PEMIKIRAN
Berkaitan dengan tujuan penelitian, variabel-variabel yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas atau independent variable yang
disimbulkan dengan X adalah kualitas pelayanan yang terdiri dari:
tangibles(X1), Reliability (X2), Responsiveness (X3), Assurance (X4), empathy
(X5). Sedangkan variabel yang terikat/tidak bebas atau dependent variabel
disimbulkan dengan Y yaitu kepuasan pelanggan.
2.3. HIPOTESIS
DAN ASUMSI
Berdasarkan latar belakang masalah, tujuan penelitian dan teori dasar
maka hipotesis dan asumsi yang diajukan adalah sebagai berikut:
H.1.
Diduga variabel Tangibles memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
konsumen dengan asumsi variabel Reliability, Responsiveness, Assurance, dan
Empathy cateris paribus
H.2.
Diduga variable Reliability memilki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pelanggan dengan asumsi variabel Tangibles, Responsiveness, Assurance, dan
Empathy cateris paribus
H.3.
Diduga variable Responsiveness memiliki pengaruh yan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan dengan asumsi variabel Tangible, Reliability, Assurance, dan
Empathy cateris paribus
H.4.
Diduga variabel Assurance memiliki pengaruh yang signifikan terhada kepuasan
pelanggan dengan asumsi variabel Tangibles, Reliability, Responsiveness,
Empathy cateris paribus
H.5.
Diduga variabel Empathy memiiki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
pelanggan dengan asumsi variabel Tangibles, Reliability, Responsiveness dan
Assurance cateris paribus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar